JALAN-JALAN

TUGAS KULIAH

Senin, 30 November 2015

DISMENORE



DISMENORE

APA ITU DISMENORE??
Dismenore, umumnya juga dikenal sebagai kram menstruasi, adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan rasa sakit yang nyeri disertai rasa tertekan pada perut sewaktu periode menstruasi. Rasa nyeri dapat menjalar dari perut sampai ke pinggang, punggung bawah dan paha bagian dalam. Pada kasus yang parah, hal ini dapat menyebabkan mual, muntah, diare dan nyeri berat yang dapat mengganggu aktifitas wanita sehari-hari. Nyeri kram disebabkan karena kontraksi berlebihan dari otot-otot rahim akibat pelepasan berlebihan zat-zat, yang dikenal sebagai prostaglandin. Tingkat nyeri yang dirasakan tergantung dari jumlah prostaglandin yang dilepaskan. Ada dua tipe dari dismenore: Dismenore Primer dan Dismenore Sekunder. Penderita dismenore primer tidak memiliki masalah ginekologis yang mendasari dan biasanya terjadi pada wanita muda yang baru saja mengalami periode menstruasi beberapa bulan atau tahun yang lalu. Dismenore sekunder biasanya terjadi pada orang-orang dengan kondisi ginekologis yang mendasari, seperti endometriosis, fibroid uterus dan penyakir radang panggul. Dismenore primer dapat dirawat dengan mudah menggunakan obat-obatan, seperti obat-obatan anti-inflamasi nonsteroid, untuk menghilangkan rasa nyeri kram sedangkan dismenore sekunder biasanya menghilang setelah kondisi yang mendasari yang menyebabkan dismenore sekunder tersebut dirawat.
PENYEBAB DISMONERE
Penyebab Dismenorea primer belum diketahui secara jelas, rahim (uterus) pada wanita yang menglami dismenorea tetap normal. Adanya penumpukan bahan kimia dalam tubuh  yang disebut prostaglandin  di lapisan rahim. Dalam jumlah normal, Prostaglandin berfungsi membantu rahim berkontraksi dan mengeluarkan lapisan rahim selama periode. Pada wanita yang mengalami nyeri haid atau dismenorea tampaknya ada penumpukan prostaglandin dalam jumlah yang terlalu banyak, atau rahim mungkin ekstra sensitif terhadap prostaglandin. Hal ini dapat menyebabkan rahim berkontraksi lebih keras. Hal ini akan mengurangi suplai darah ke rahim dan menyebabkan rasa sakit.
MEKANISME NYERI HAID/DISMENORE
Nyeri haid berpangkal pada mulainya proses menstruasi itu sendiri yang merangsang otot-otot rahim untuk berkontraksi. Kontraksi otot-otot rahim tersebut membuat aliran darah ke otot-otot rahim menjadi berkurang yang berakibat meningkatnya aktivitas rahim untuk memenuhi kebutuhannya akan aliran darah yang lancar, juga otot-otot rahim yang kekurangan darah tadi akan merangsang ujung-ujung syaraf sehingga terasa nyeri. Nyeri tersebut tidak hanya terasa di rahim, namun juga terasa di bagian-bagian tubuh lain yang mendapatkan persyarafan yang sama dengan rahim. Oleh karna itulah maka rasa tidak nyaman juga dirasakan di bagian-bagian tubuh yang digunakan untuk buang air besar, buang air kecil, maupun otot¬-otot dasar panggul dan daerah di sekitar tulang belakang sebelah bawah. Hal ini disebut juga sebagai nyeri rujukan (referred pain). Peningatan kadar prostaglandin (PG) penting peranannya sebagai penyebab terjadinya dismenore. PG alfa sangat tinggi dalam endometrium, miometrium dan darah haid wanita yang menderita dismenore primer. PG menyebabkan peningkatan aktivitas uterus dan serabut-serabut syaraf terminal rangsang nyeri. Kombinasi antara pemngkatan kadar PG dan peningkatan kepekaan miometrium menimbulkan tekanan infra uterus sampai 400 mm Hg dan menyebabkan kontraksi miometrium yang hebat. Atas dasar itu disimpulkan bahwa PG yang dihasilkan uterus berperan dalam menimbulkan hiperaktivitas miometrium. Selanjutnya kontraksi miometrium yang disebabkan oleh PG akan mengurangi aliran darah, sehingga terjadi iskemia sel-sel miometrium yang mengakibatkan timbulnya nyeri spasmodik. Jika PG dilepaskan dalam jumlah berlebihan ke dalam peredaran darah, maka selain dismenore timbul pula pengaruh umum lainnya seperti diare, mual, muntah.
PENGOBATAN/TERAPI
1.    Untuk mengurangi rasa nyeri bisa diberikan obat anti peradangan non-steroid (misalnya ibuprofen, naproxen dan asam mefenamat). Obat ini akan sangat efektif jika mulai diminum 2 hari sebelum menstruasi dan dilanjutkan sampai hari 1-2 menstruasi.
2.   Selain dengan obat-obatan, rasa nyeri juga bisa dikurangi dengan
a.   istirahat yang cukup-olah raga yang teratur (terutama berjalan)
b.   pemijatan
c.   kompres hangat di daerah perut.
3.   Untuk mengatasi mual dan muntah bisa diberikan obat anti mual, tetapi mual dan muntah biasanya menghilang jika kramnya telah teratasi. Gejala juga bisa dikurangi dengan istirahat yang cukup serta olah raga secara teratur.
4.   Jika nyeri terus dirasakan dan mengganggu kegiatan sehari-hari, maka diberikan pil KB dosis rendah yang mengandung estrogen dan progesteron atau diberikan medroxiprogesteron. Pemberian kedua obat tersebut dimaksudkan untuk mencegah ovulasi (pelepasan sel telur) dan mengurangi pembentukan prostaglandin, yang selanjutnya akan mengurangi beratnya dysmenorrhea. Jika obat ini juga tidak efektif, maka dilakukan pemeriksaan tambahan (misalnya laparoskopi).
5.   Jika dysmenorrhea sangat berat bisa dilakukan ablasio endometrium, yaitu suatu prosedur dimana lapisan rahim dibakar atau diuapkan dengan alat pemanas.
6.   Pengobatan untuk dysmenorrhea sekunder tergantung kepada penyebabnya

Sumber:

 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar